46++ Puisi Wacana Alam Dan Lingkungan


Puisi Tentang Alam dan Lingkungan – Menulis puisi alam merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan ketakjuban akan keindahan alam dan segala isinya. Makna puisi mampu ditujukan sebagai wujud rasa syukur dan cinta terhadap kekayaan alam yang diberikan oleh Tuhan.





Tulisan-tulisan berbentuksyair, sajak dan puisi alam juga mampu menyampaikan pesan-pesan budbahasa akan pentingnya menjaga dan melestarikan keragaman hayati, serta bagaimana mengetahui dan senantiasa dekat dengan alam.





Berikut ini adalah kumpulan contoh puisi ihwal alam terbaik yang dapat digunakan selaku sumber belajar terlengkap dan terbaru, antara lain:






Senja Yang Indah





Keemasan cahaya di cakrawala
Di ufuk barat dikala hari mulai senja
Terbelalak mata saat memandangnya
Keindahan dari sang maha pencipta

Sang surya bersiap untuk tenggelam
Menjemput mesra ketenangan malam
Meneguk cahaya dalam-dalam
Menyempurnakan keindahan malam





Lembayung indah terlihat kekuningan
Gradasi warna bagaikan lukisan
Di sudut langit yang tipis berawan
Hiasan terbesar sepanjang zaman





Sang Bulan Mengusap Lukaku





Senyuman manis sang bulan menyapaku
Begitu indah mekarkan situasi hatiku
Sejenak kuterdiam termangu
Memandang indahnya yang tak pernah jemu





Sinarmu terpancar mengusir gelap
Menembus malam hadirkan terang
Kunikmati cahayamu hangatkan malamku
Bahagiakan rongga hati ini yang tersinari





Bulan, belailah jiwaku ini
Yang begitu tegang menjalani hari
Usaplah sesaknya asmara di dada ini
Keringkanlah luka menganga dihati ini





Bulan, memandangmu membuatku mengerti
Bahwa keindahan tak harus senantiasa didekati
Bahwa keindahan tak mesti selalu dimiliki
Namun cuma untuk sekedar di pandang dan dikagumi





Senja, Keindahan Yang Tidak Terganti





Siang mulai berganti
Warna langit pun berubah menjadi jingga
Burung-burung silih berubah terbang di tengah warna jingga yang makin melebur di langit sana
Siapa saja yang melihatnya, akan takjub dibuatnya
Waktu terus berlari
Warna jingga pun terkikis secara perlahan





Potongan Surga Nusantara





Masih dalam renungan pagi
Saat burung berkata merdu
Menyanyi kicau sendu
Tentang alam hari ini





Disana terhampar penggalan nirwana
Terlukis dalam ranah keindahan
Langit selaksa biru nan indah
Awan berarak mengikuti sang angin





Padi menunduk dalam kebersahajaan
Terhampar diatas permadani kuning alam pesawahan
Gunung terlihat gagah menjulang penuh digdaya
Pepohonan hijau berbaris menanti sang matahari





Inilah Indonesiaku, bagian nirwana yang Tuhan kirimkan terhadap rakyat kita
Inilah Indonesiaku, keindahan lukisan Tuhan yang tergores di kanvas negeriku
Inilah Indonesiaku, hamparan keindahan yang menghias tanah airku
Inilah Indonesiaku, tanah kebanggaan sampai maut menuntaskan perpisahan





awan langit




Awan





Bertebaran di angkasa
Putih, kelabu, dan hitam
Warna -warna menarik
Bergelombang mengombak-ombak





Tebal dan sungguh indah
Bahkan sang bagaskara tak terlihat
Pelangi terlihat tak sarat
Karena sang selimut menutupinya





Jauh disana
Menyelimuti jagat raya
Tebal tipis
Beredar dimana-mana





Indah bukan bikinan
Ingin rasanya memeluknya
Lembut dan menawan
Indah tak terperikan





Sawah





Sawah di bawah emas padu
Padi melambai, melalai terlukai
Naik bunyi salung serunai
Sejuk di dengar, mendamaikan kalbu





Sungai bersinar, menyilaukan mata
Menyamburkan buih warna pelangi
Anak mandi bersuka hati
Berkejar-kejaran berseru gempita





Langit lazuardi bersih sangat
Burung elang terbang-layang
Sebatang kara dalam udara
Desik berdesik daun buluh
Di buai angin dengan sayang
Ayam berkokok sayup udara





Lukaku Diusap Sang Bulan





Aku melihat senyuman elok sang bulan seakan-akan menyapaku
Senyumannya tampaksangat indah membuat hatiku serasa mekar





Aku pun melongo
Memandang indah sang bulan yang tidak pernah jemu
Sinarnya seakan-akan mengusir gelap malam ini





Kunikmati cahayanya menghangatkan tubuh dan malamku
Serta hati ini terasa senang alasannya ia menyinari malam ini





Bulan, kenapa kau memandangku mirip itu?
Membuatku tidak mengerti dibuatnya





Bahwa setiap keindahan tidak mesti senantiasa didekati
Bahwa keindahan tidak mesti senantiasa dimiliki
Namun cuma sekedar untuk dipandang dan dikagumi dari kejauhan





Kemana Perginya Alam Lestari





Dulu sering ku lihat hamparan hijau sawah beratapkan langit biru
Kiri kanan sawah, tengahnya sungai
Di antara gunung matahari terbit aib-malu





Namun sekarang kemana?
Lapisan tanah becek berwarna coklat setiap habis hujan
Kini tanahku berwarna debu
Lama kucari tanah becekku





Tapi kenapa sekarang tak nampak?
Cemara kehidupan tinggi menjulang
Menjadi rumah bagi banyak binatang produksi Tuhan





Sekarang cemaranya tidak berwarna hijau dan teduh
Tetap tinggi tapi banyak jendela, banyak lampu
Mengapa bisa begitu?





Sering banjir, sering longsor
Di barat ada asap bikin marah tetangga
Padahal dahulu tidak begitu
Ibu pertiwi cuma tersedu tetapi tidak malu





Sayang sekali ibu pertiwi kini tidak hanya sedih
Menanggung pilu sambil tertatih
Anak-anaknya pembangkang semua
Biar dimarahi tapi tak pernah jera





pantai pasir putih




Pantai





Ditepi pantai kupejamkan mata
Lelah tak tau harus berbuat apa
Tergeletak dihamparan pasir
Dihiasi dengan ribuan sampah





Dari Bentangan Langit





Dari bentangan langit yang semuIa
Kemarau itu datang kepadamu
Tumbuh perlahan
Berhembus amat panjang
Menyapu lautan





Mengekal tanah berbongkahan menyapu hutan!
Mengekal tanah berbongkahan! Datang kepadamu
Ia, kemarau itu dari Tuhan, yang selalu membisu dari tangan-Nya.
Dari tangan yang hambar dan tak menyapa yang senyap.
Yang tak menoleh barang sekejap.





Keindahan Alam Indonesia





Saat aku membuka mataku
Ku tak yakin bahwa itu faktual
Aku masih berpikir bahwa saya masih berkhayal
Tetapi aku sadar bahwa keindahan itu sungguh-sungguh ada di depanku





Sungguh indah kepulauan ini
Ribuan pulau-pulau berjajar
Membentuk formasi pulau yang indah
Gunung-gunung berbaris dari ujung barat ke ujung timur





Samudra luas membentang dengan air yang biru
Dan berisi keindahan di bawahnya
Aku besar hati menjadi anak Indonesia
Aku berjanji aku akan menjagamu





Tempat Berpijak





Mataku terbuka
Dengan alam manja menyapa
Tumbuhan subur
Memberi kenyamanan jiwa
Pohon pohon berseri





Di sudut pulau
Di seberang sana
Hewan dan tanaman saling bercengkrama
Rotasi perputaran hidup yang damai
Senang
Lepas dan tenang





gunung merbabu




Tanah Airku





Angin berdesir dipantai
Burung berkicau dengan merdu
Embun pagi membasahi rumput-rumput
Itulah tanah airku





Sawahnya menghijau
Gunungnya tinggi menjulang
Rakyat kondusif dan sejahtera





Indonesiaku
Tanah tumpah darahku
Jaga dan rawatlah senantiasa





Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkan
Disanalah saya menutup mata
Oh, tanah airku tersayang
Indonesia Jaya





Permainya Desaku





Sawah mulai menguning
Mentari menyambut datangnya pagi
Ayam berkokok bersahutan
Petani bersiap hendak ke sawah





Padi yang hijau siap untuk dipanen
Petani bersuka ria beramai–ramai memangkas padi
Gemercik air sungai begitu beningnya
Bagaikan zamrud khatulistiwa





Itulah alam desaku yang permai





Bulan dan Matahari





Siang, sering mengingatkan aku terhadap matahari
Manakala malam, sering mengingatkan saya kepada bulan
Keduanya saling melengkapi siang dan malam





Matahari tidak pernah lelah, membiaskan cahayanya di abad siang
Manakala bulan tidak pernah lupa, menerangi malam malam ku





Percaturan alam tidak pernah silap, bulan dan matahari





Pada Suatu Hari Nanti





Pada suatu hari nanti, jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini, kau tak akan kurelakan sendiri





Pada suatu hari nanti, suaraku tak terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini, Kau akan tetap kusiasati





Pada suatu hari nanti, impianku pun tak dikenal lagi
Namun di sela-sela abjad sajak ini, kamu tak akan letih-letihnya kucari





Namaku Alam





Perkenalkan, namaku yaitu alam
Aku ialah daerah tinggal bagi tumbuhan dan fauna
Dimana bagi binatang-hewan saya yaitu rumah mereka
Tempat mereka bertumbuh, berkembang biak, dan mencari makan
Melakukan semua aktivitas kehidupan alam





Bukan cuma hewan, tumbuhan pun mencicipi hal yang sama
Bagiku, tanaman yaitu perhiasanku
Dan binatang, ialah peliharaanku





Aku juga slalu memberi kesejukan bagi penduduk bumi
Aku menunjukkan oksigen bagi insan
Aku juga menawarkan sumber daya bagi mereka
Memberikan mereka energi, kekuatan, aksesori
Dan segalanya yang mereka perlukan





Semua itu yaitu pada dikala bumi masih dalam kondisi stabil
Ketika bumi tidak dipenuhi orang orang serakah
Menggunakan sumber dayaku sesuai kebuhannya saja





Tapi sekarang…
Manusia cuma menimbang-nimbang kepentingannya sendiri
Mereka tak pernah memikirkan saya
Mereka slalu ingin lebih atas apa yg telah diberi oleh-Nya





Ketamakan, kerakusan, pemborosan
Telah membawaku terhadap kerusakan
Lihat apa yang telah mereka perbuat padaku
Setelah apa yang saya berikan pada mereka





Mereka membalasnya dengan merusakku
Menebang pohon pohonku
Memberikan polusi padaku
Memburu hewan hewanku
Dan merusak ozonku dengan zat zat yang dahulu tak pernah ada di bumi ini





Sungguh perih hati ini rasanya
Apakah tak ada kesadaran sedikit pun dihati mereka?
Apakah tak ada rasa iba mereka atas rusaknya diriku?
Sungguh, sungguh, dan sungguh sangat miris hati ini





anak suku anak dalam




Indonesiaku





Indonesia daya tarik negeri nan indah
Cantiknya negeri menciptakan dunia kepincut
Ragam budaya, ragam musik, ragam tarian dan bahasa
Penuh mengisi indahnya nusantara





Hutan yang asri, gunung yang hijau, lautan yang biru, dan semua kekayaan alamnya tetap terjaga dan lestari
Negeri dengan sejuta simponi, betapa indahnya negri ini
Indonesa
Indahnya Indonesia





Indonesiaku Hijau





Secercah keinginan kunanti
Melihat Indonesiaku hijau
Kapan dan kapania kian renta





Oh, Indonesia
Kulihat engkau memutih
Tergerai dentuman industri
Engkau makin redup





Oh, Indonesia
Kapan aku menatapmu hijau
Dengan semburat angin sepoi
Kuingin habiskan sisa hidupku
Tuk melihatmu tersenyum





Alam Dilembah Semesta





Angin acuh taacuh kelam berderik
Kabut putih menghapus mentari
Tegak cahyanya menusuk gambaran
Pahatan Gunung memecah langit
Berselimut awan beralas zamrud





Tinggi… Tajam…
Sejak waktu tidak beranjak
Di sanalah sanubari berdetak
Sunyi sepi tak beriak





Cermin delusi di atas danau
Menikung pohon yang melambai warna
Di celah kaki-kaki menjejak karya-Nya





Di manakah aku berada?
Di mana jiwa tak mengenang rumah
Di ketika hidup serasa tepat





Sungguh jelita permadani ini
Terbarkan daya tarik di atas cakrawala
Tak berujung di pandang lamanya
Serasa bertualang di negeri tak bertuan alam





Inilah Tanah Airku





Di tepi pantai angin berdesir
Kicauan merdu suara burung terdengar saling bersahutan
Rumput-rumput dibasahi oleh embun pagi
Inilah tanah airku





Hijaunya hamparan sawah
Tingginya gunung yang menjulang
Serta rakyatnya yang aman dan makmur
Inilah tanah airku





Jagalah dan rawatlah beliau selalu
Karena di sana lah saya dilahirkan serta dibesarkan
Dan di sana pula lah saya akan menutup mata
Oh tanah airku, itulah Indonesia





Derai Cemara Udang





Angin pantai disela gerimis mendera pelan
Sejenak berteduh di bawah pohon-pohon cemara udang
Kemudian lenyap ke arah gubuk-gubuk bambu yang reot
Tanpa atap di tepian jalanan pantai





Senja ini, tiada yang romantis atau membiuskan angan ke dalam khayal yang beku
Dan ratusan hari terkubur diam





Pantai ini telah sepi
Hanya derai cemara udang
Hanya rintik gerimis yang tidak kunjung reda
Tidak juga menjadi hujan deras





Ada yang berganti!
Pantai ini mengganti dirinya menjadi teduh, hijau dan di beberapa sudut berkembang padang rumput
Ada cemara udang, bahtera nelayan yang sepuluh tahun yang lalu belum kulihat
Ini adalah pantai kenangan





Sabda Bumi





Belum tampak mendung merenung bumi
Seberkas haru larut terbalut cemas dan takut
Terpaku ratap menatap jiwa-jiwa penuh rindu
Hangatkan dahaga raga yang sendu merayu





Bulan tidak mau menenteng tertawa manja
Kala waktu enggan berkawan pada hari
Saat bintang bersembunyi sunyi sendiri
Terhapus awan gelap melahap habis langit





Bulan memudar bagus mempesona pada jiwa ini
Hitam memang menang menyerang terperinci
Tetapi mekar fajar bersama mentari akan menari
Bersama untaian senandung salam alam pagi





Bencana Melandaku





Lewat bunyi gemuruh di iringi debu bangunan yang runtuh
Tempatku nan orisinil terlindas habis
Rumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyap
Kau lalap habis aku kehilangan semuanya





Mata dunia terpengarah menatap heran
Memang insiden begitu dahsyat
Bantuan dan derma mengalir
Hati insan punya nurani





Tuhan… Mengapa semua ini terjadi?
Mungkin kami telah banyak mengingkarimu
Mungkin kami terlalu bangga dengan salah dan dosa-dosa
Ya Tuhan, ampunilah kami dalam segala dosa





Indahnya Alam Negeri Ini





Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia cuma untuk diriku





Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk, tenang, senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan





Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang sampai malam
Pesonanya tak pernah padam





Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di nirwana





Keindahan alam terasa tepat
Membuat siapa pun terpana
Membuat siapa saja terpana
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahannya takkan pernah sirna





bajak sawah




Petani Desa





Kumpulan orang-orang desa mencangkul
Memetak-metak sawah
Irigasinya digunakan selaku permainan bocah-bocah di sana
Semua riang tanpa beban





Air di sungai gemericik terasa syahdu
Mengiringi burung burung bersenandung
Gurauan petani dan bocah bocah polos
Bertelanjang kaki bersama alam
Merasakan nuansa 
Harmoni





Puisi Pantai





Kubiarkan ombak mengusap kedua kakiku
Seperti menari-nari dalam buaian keriaan





Kalbumu kupandang jauh
Jauh di ufuk kebiruan berpadu yang menyatukan langit dan laut
Namun waktu pun sekejap berlalu beranjak dari daya tarik





Dengan hamparan pasir putihmu
Debur ombak yang berdebar dan keceriaan anak-anak tertawa
Tersenyum serta lesung pipimu
Bak guratan pasir jemari-jemari lentik yang sesekali gelombang menyapanya





Waktu yang tak pernah kembali berjalan bahkan berlari
Ijinkanlah kutemui
Bukan sekedar untaian mimpi
Kan kubasuh kakiku di pantaimu





Lautan Indah dan Tenang





Lautan yang indah dan tenang
Terlihat ikan yang sedang bergurau riang
Dibalik terumbu karang yang terlihat kuat
Bersama flora maritim yang bergerak indah





Manusia yang menyaksikan itu sungguh terpesona
Ikan ikan berenang dengan ceria
Air maritim tampak hening dan tidak bergelombang
Suasana lautan sangat tenteram dan tenang





Panorama Alam Kintamani





Ketika ku memasuki areamu
Kuhirup hawa sejuk
Mengalir pribadi ke relung hatiku
Seakan-akan alam semesta ramah menyambutku





Wow gila karya Tuhan
Dia telah merancangkan segala yang luar biasa
Lihatlah karya tangan-Nya
Panorama alam Kintamani





Amazing… Kintamani begitulah orang menyebut dirimu
Rangkaian pegunungan, pepohonan, bunga-bunga memeriahkan alam Kintamani





Melihatmu… Menikmatimu…
Sungguh dapat melepaskan stress
Memberi ruang baru dalam hidupku
Memberi kesegaran jiwa raga
Terimakasih Kintamani
Syukur bagi-Mu Sang Maha Kuasa





Tangan Tak Bertanggung Jawab





Hancur semuanya
Akibat yang sederhana
Namun berat nan besar
Terlihat biasa tetapi menghancurkan





Udara yang segar kini tak terhirup kembali
Burung yang sering berkicau sekarang tak tampakkan keelokkannya lagi





Api membara, terus aben
Khalayak rayap pemusnah
Harapan yang musnah





Ribuan orang penuh kesedihan
Tangis menyayat hati
Kesengsaraan bertubi-tubi
Bagai beban diatas gunung yang tertimbun padat
Bagai punuk gunung





Hamparan padang rumput subur nan hijau
Telah berubah hitam
Tak tampakjernihnya air
Tak tampakhabitat disana





Mereka pergi mencari dukungan
Jangan salahkan! Bila mereka mengancam warga
Memangsa binatang ternak hinggga berbuat kerusakan





Mereka berlarian mencari kuliner
Kehidupannya telah direnggut oleh tangan tangan tak bertanggungjawab
Sungguh siksaan bagi hewan-hewan disana





Puisi Melodi Senja





Menampakkan diri bukanlah hal yang merepotkan
Senja, tidak akan lupa dimana beliau harus tampakindah
Jingga yang terlukis, terpatri dalam jiwa cintanya
Sedetik, dua detik ia akan dibenci





Namun, kebenciannya senantiasa dirindukan
Penikmat senja selalu menanti kehadirannya
Nuansanya mendominasi Nabastala seantero jagat raya





Indonesiaku, Tanah Airku





Pesonanya nan indah, itulah Indonesiaku
Membuat dunia terpesona akan kehindahannya
Budayanya yang bermacam-macam
Musiknya yang bermacam-macam
Tarian serta bahasanya pun beragam
Itulah tanah airku





Hutannya yang berkembang asri
Gunung-gunung yang menjulang hijau
Lautannya yang biru terhampar
Serta semua kekayaan alamnya mengisi indahnya nusantara





Tetaplah engkau tersadar serta lestari
Negeri yang terkenal dengan sejuta simponi
Sangat indah negeriku ini
Oh Indonesia
Kau lah negara yang sungguh indah, tanah airku





kawasan konservasi




Puisi Tentang Rasa dan Frasa Alamku





Dari sudut perkotaan yang hingar bingar
Menurunkan radar pada puncak se antero jagat
Tragis! Sorakku berdengung
Menuai hasil jelek sesudah dijajah oleh penguasa tak bertuan





Menangis!
Alam mulai menangis
Menyadari bumi yang makin goyang
Namun, maritim menjawabnya
Melalui ombak yang kian menari





Indah jikalau ku gabungkan bareng lembayung senja
Tropisnya Negeri, meminang aksa untuk berkunjung
Detakmu sekarang. Membuatku kian yakin
Akan hal alam yang menyeka ku untuk bersujud.
Terima kasih Alam
Terima kasih Bumi
Engkau menjadi penguat dari kekuatan rasa, cinta manusia pada setitik cerita dari manisnya lautan hijau





Global Warming





Oleh Dhimas Mega Putra





Makin mutakhir peradaban teknologi
Makin banyak terdapat polusi
Kini pemanasan global terjadi
Di seluruh bagian Bumi ini





Manusia tak sadar perbuatannya
Yang menghancurkan lingkungannya
Hewan dan tanaman juga merasa
Lingkungannya dirusak manusia





Panas menyengat kulit manusia
Bencana terjadi dimana-mana
Semoga saja semua insan
Takkan lagi menghancurkan lingkungannya





Keindahan Alam





Batapa indahnya alam ini
Laut berombak-ombak
Awan berarak-arak
Udara segar bertiup-tiup





Aku berdiri di atas gunung
Berdiri di bawah langit
Untuk menyaksikan keindahan alam, keindahan dunia





Aku mempertaruhkan nyawa
Bertahan diri di atas gunung
Demi menyaksikan keindahan alam,
Keindahan ciptaan Tuhan





Gunung Yang Telah Lama Gersang





Aku dahulu dilahirkan dalam alam yang permai
Dibuai dalam lindungan alam yang indah
Yang senantiasa mengingatkan aku pada belaian pertiwi
Selalu bersenandung rindu dalam dekapan alam





Semua sekarang sudah dalam persepsi
Entah ke mana dan menjadi apa alam yang ku kenang dulu
Bagai ditelan dalam rakusnya insan jahanam
Yang tiada belas kasihan dalam hidupnya





Selalu terasa pedih di hati ini
Tersayat sembilu dalam jiwa-jiwa yang kerdil
Terluka dan terobek hingga ke dalam sanubari
Tiada berbekas akan sakitnya hati





Kemana kan kucari lagi
Indahnya alam yang sudah melahirkanku
Kemana aku mengadu untuk kembalinya alam permaiku
Semua sudah gersang tanpa kontrol dan manusia tinggal menuai peristiwa





Kutunggu insan-manusia gres untuk berkarya
Tiada akal yang mampu menggapai
Entah kapan akan kembali
Gunung dan lembah yang kembali bersemi lagi





Bumiku





Oleh: Tommy Agus Purnomo

Kau sapa hadirku, dengan sejuk udaramu
Dekap saya dalam hijau peluk manjamu
Kau ceritakan rimbun daunmu
Kau kabarkan pada rajawali, pada kumbang, pada setiap penjuru

Kau hapuskan rinduku
Rindu hutanku, rindu alamku, rindu bumiku
Tak ingin kusiakan
Kau janjikan hening dalam kenyataan

Kutitipkan cikal tonggak raksasa
Biarkan akarnya menembus bumimu, memeluk asa
Menjagamu setiap waktu
Dalam hening sejuk dan hijau

Bumiku Ciliwung, Telaga Warna
‘Ku kan kembali dengan dongeng
Tentang saya kau semesta raya
Kan kujaga sepanjang kurun





Menembus Rimba





(Oleh: Muhammad Hatta)

Kami pergi ke suatu tempat yang jauh dari kota
Jauh pula dari kebisingan, polusi, dan penyakit jiwa
Aku bersama sahabat baruku menembus rimba
Bertualang dapatkan ilmu gres dan segarkan mata

Rindang, tinggi, dan sejuknya pepohonan
Berteman baik dengan suara hewan damaikan pikiran
Aku datang untuk pelajari seluk beluk hutan
Bukan ‘tuk buka lahan apalagi tebas pepohonan

Aku dan temanku tiba dengan maksud baik
Kalian jangan takut apalagi panik
Oh Tuhan, agar hutanku tetap hijau, asri, dan lestari
Jauhkanlah hutanku dari fraksi durjana rakus sarat konspirasi
Yang akan bakar hutan ‘tuk jadi jalanan dan bangkit gedung dan gudang dengan tumbangkan pepohonan demi keuntungan dan penuhi brankas besi
Tanpa hiraukan keseimbangan dan nasib anak cucu nanti





daerah aliran sungai




Keindahan Alam Ternodai





Sungguh betapa indahnya alam ini
Hutan lebat nan hijau
Dengan beragam flora unik di dalamnya
Gunung-gemunung yang tinggi menjulang
Yang ketinggiannya mencakar langit
Laut biru yang amat luas seluas mata memandang





Akan tetapi… Tangan-tangan insan dengan seenaknya merusak alam
Pohon-pohon ditumpas habis tak bersisa
Sungai-sungai ternodai limbah pabrik
Hutan-hutan dibakar habis tak keruan





Mengapa insan menghancurkan alam?
Bukankan alam sendiri yang menawarkan kebutuhan manusia?
Padahal manusia akan terkena dampaknya jika mereka menghancurkan alam





Indahnya Alam Ini





Batapa indahnya alam kita ini
Ombak bergemuruh
Udara senyuk menentramkan
Domba putihpun melayang menuju kemari





Kita bangkit dengan beralaskan tanah
Kita bangun dengan beratapkan langit
Untuk menyaksikan keindahan alam sekitar
Keindahan alam yang terhampar luas





Akan ku pertaruhkan nyawa ini
Akan ku pertahankan raga ini
Bertahan pada tanduk suatu gunung
Demi kagumi keindahanmu





Bumi Bersabda





Belum nampak mendung menutupi langit
Seberkas haru yang larut terbalut khawatir dan takut
Terpaku ratap menatap jiwa yang sarat rindu
Sejukkan dahaga jiwa serta sendu merayu





Bulan tak mau membawakan tawa manja
Kala waktu tak ingin berkawan pada malam
Saat bintang bersembunyi berharap sunyi sendiri
Terhapus awan gelap yang menutupi langit





Bulan tampil dengan cantik menarik pada jiwa ini
Hitam memang menang menutupi terperinci
Namun sang fajar bersama mentari akan menari
Bersama senandung salam pada alam pagi





Desa Damai





Kau yakni tempat yang terindah
Jauh dari ramainya kota Yang sarat dengan aktivitas dan kemacetan





Tempatmu yang penuh dengan pepohonan
Menjadikanmu daerah yang hening, Jauh dari kebisingan kota yang senantiasa melanda





Kau yakni kawasan yang indah
Dengan barisan bukit dan pepohonan
Kau menciptakan manusia selalu ingin hidup di tempatmu





Puisi Garam Geram





Oleh: Ali Amrullah





Geram garamku terguyur hujan
Kencang angin tak imbang mentari bersinar
Geram garamku kosong airku
“Jarangan” penuh tak pernah mengalir
Tak ada air “Jokan”
Apalagi “Snitan”





Geram garamku gemuruh terus menggelegar
“Glinding” menganggur
“Kerokan” manyun
Tak ada yang perlu berputar
Air Tua dibalas Air Muda
Tak perlu “Meleram”
“Ngeleb” terlebih…





Geram garamku diamkan saja
Tak ada Air 20
Pun jua 25





Geram garamku
Aku pun geram…
Tak perlu mengutuk gelap sore langit
Tak Perlu mengutuk Tuhan





“Kumbang” dahulu romantis
“Laut” pun senantiasa senyum manis
Kini…
“Barat” menyeringai





Bintang





Saat malam tiba dengan langit yang gemerlap
Saat itu pula akupun mulai tersenyum
Melihat bintang dengan berpijar
Bagaikan tebaran harap pada kehidupan





Namun hatiku makin sedih
Saat awan hitam mulai menutupi langit
Saat bintang itu mulai tertutup gelap
Bahkan saat sinarnya mulai meredup tak terlihat





Saat terangnya menghiasi langit
Sering ku pandangi bintang yang paling terperinci
Dan ingin rasanya ku petik untuk manjakan hati
Agar hidupku ini penuh dengan impian





Keelokan Alam





Saat aku perlahan membuka mataku, ku tak yakin bahwa itu kasatmata
Aku masih berpikir, mungkin aku masih berimajinasi
Namun saya sadar bahwa keindahan itu positif





Sungguh manis tampaklautan biru terhampar luas
Gunung yang berbaris tak beraturan
Langit yang berhiaskan pelangi yang mempunyai keindahan satu sama lain





Deburan Ombak





Ombak yang menerjang di maritim
Saling berkejar memecah di watu karang
Menghempasnya, sampai tampakaneka keong yang bertebaran dari dasar lautan





Ombak yang menerjang terdengar tiada henti
Seolah menawarkan pesan pada kita
Bahwa alam ini tercipta begitu indah yang menunjukkan kenyamanan pada kita


Comments

Popular posts from this blog

Pohon Palem – Taksonomi, Morfologi, 16 Jenis Unik & Cara Merawat

Discover the Thrills of Flight at Aviator 10 in Alamogordo - Your Ultimate Adventure Destination!

Discover the Ultimate Flight Experience with Hsi Aviation - Professional, Safe, and Affordable