Taman Nasional Gunung Palung – Sejarah, Alam, Flora Fauna, Rekreasi


TNGP ialah abreviasi dari Taman Nasional Gunung Palung. Kawasan konservasi ini berlokasi di Provinsi Kalimatan Barat dengan luas meraih 95.542,10 hektar. Dengan luas tersebut, menjadi TN Gunung Palung masuk dalam klasifikasi taman nasional yang cukup luas di Kalimantan.





TNGP sendiri umumnya dijuluki sebagai “Taman Eden” Kalimantan oleh sebagian besar orang, karena taman nasional ini memiliki kekayaan berbagai jenis tumbuhan dan fauna. Uniknya jenis tumbuhan dan fauna tersebut mempunyai warna yang juga sangat bermacam-macam alias berwarna-warni.





Hal itu diperkuat dengan kondisi bentangan alam yang merupakan hutan primer, sehingga berbagai tanaman dan satwa dapat tumbuh serta hidup di taman nasional ini. Tidak cuma itu, hadirin yang datang juga tertarik untuk melihat daya tarik alam dari TNGP.






Sejarah Taman Nasional Gunung Palung





Taman Nasional Gunung Palung memiliki sejarah yang cukup panjang sebelum resmi dengan statusnya yang sekarang. Pada masa pemerintahan Belanda, menurut Staat Blaat No.4/ 13IB/1937 tanggal 29 April 1937 tempat dengan luas 30.000 hektar yang membentang di antara Gunung Palung dan Gunung Panti ialah daerah hutan lindung.





Selanjutnya, dikala dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 101A/Kpts/VIII/12/ 1981 tanggal 10 Desember 1981 status kawasan lindung berkembang menjadi Suaka Margasatwa dengan luas menjadi 90.000 hektar.





Tidak
usang lalu, tepatnya pada tanggal 6 Maret 1990 berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehutanan No.448/Menhut-VI/1990 Suaka Margasatwa ini dicalonkan sebagai
tempat taman nasional.





Hanya
berselang beberapa pekan, pada tanggal 24 Maret 1990 kawasan Suaka Margasatwa
ini secara resmi dideklarasikan selaku Taman Nasional Gunung Palung dengan
luas  90.000 hektar.





Lalu
pada tahun 2000 sesuai dengan Surat Kepala Badan Planologi, Departemen
Kehutanan dan Perkebunan Nomor 1097/VII/Kp/4.2.2/1999 tanggal 9 Juli 1999
terjadi rekonstruksi tempat taman nasional oleh Subiphut Ketapang dan luasnya
menjadi 95.542,10 hektar.





Setelah resmi menjadi taman nasional, tempat ini lalu dikelola oleh Balai Besar TNGP dengan menerapkan tata cara zonasi. Beberapa diantaranya ditujukan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan, pariwisata dan rekreasi, pendukung budidaya, dan pastinya area pelestarian alam.





Kondisi Alam Taman Nasional Gunung Palung









1. Letak dan Topografi





Secara geografis Taman Nasional Gunung Palung / Mount Paling National Park membentang di antara 01°03’ – 01°22’ Lintang Selatan dan 109°54’ – 110°28’ Bujur Timur. Sedangkan menurut letak administratif, daerah ini berada di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat.





Adapun
batas daerah taman nasional di sebelah utara yakni Sungai Batu Barat, Sungai
Air Merah, dan Sungai Matan. Di sebelah timur memiliki batas langsung dengan Desa
Teluk Bayur, Desa Sempurna, dan Sungai Laur.





Pada
bab selatan berbatasan dengan Sungai Melinsum, Sungai Siduk, Sungai Lekahan,
Hutan Lindung Gunung Tarak, Desa Riam Berasap Jaya, Desa Pangkalan Teluk, Desa
Laman Satong, dan Selat Karimata.





Kemudian di sebelah barat kawasan ini memiliki batas dengan Selat Karimata dan beberapa desa, mirip Desa Pangkalan Buton, Desa Sejahtera, Desa Gunung Sembilan, Desa Sutera, Desa Pampang Harapan, Desa Sedahan Jaya,  Desa Benawai Agung, dan Desa Harapan Mulia.





Sementara itu, kondisi topografi dari kawasan ini mulai dari berbukit, bergunung-gunung, dan lereng. Puncak tertingginya adalah Gunung Palung dengan ketinggian 1.116 meter di atas permukaan laut.





2. Iklim, Hidrologi dan Jenis Tanah





Berdasarkan
klasifikasi Schmidt dan Ferguson, taman nasional ini mempunyai iklim tipe-A
dengan sebagian besar kawasannya berada zona yang berair. Curah hujan
rata-ratanya antara 2.730 – 4.040 mm per tahun.





Ada tiga Daerah Aliran Sungai yang mengalir di daerah taman nasional ini yakni DAS Simpang, DAS Pawan, dan DAS Tulok. Geologi dan Tanah





Jenis tanah yang sukses terdentifikasi di taman nasional ini cukup bermacam-macam, mulai dari podsolik merah kuning, podsol, aluvial, gambut dan bebatuan, serta jenis granit dan sandstone.





3. Ekosistem





Ekosistem di TN Gunung Palung sungguh bermacam-macam. Beberapa tipe ekosistem yang mampu dijumpai diantaranya adalah ekosistem hutan rawa gambut, ekosistem hutan rawa air tawar, ekosistem dataran rendah dipterocarp, ekosistem hutan mangrove, ekosistem tanah aluvial, dan ekosistem sub montana.





Flora & Fauna Taman Nasional Gunung Palung





Seperti yang telah disebutkan bahwa Taman Nasional Gunung Palung mempunyai tipe ekosistem yang sangat beragam. Oleh sebab itu, kawasan ini juga sungguh kaya akan berbagai jenis tumbuhan dan fauna.





1. Flora





Sejauh ini, dimengerti ada sekitar 3.500 sampai 4.000 spesies tumbuhan berkayu yang hidup di tempat TNGP. Sementara itu beberapa tumbuhan yang berhasil diidentifikasi antara lain damar (Agathis borneensis), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), dan pulai (Alstonia scholaris).





Ada
pula ramin (Gonystylus bancanus), jelutung (Dyera costulata), rengas
(Gluta renghas), Rhizophora sp., Lumnitzera sp., Strangler ara,
Sonneratia sp
, Bruguiera sp., serta banyak sekali jenis flora herbal.





Beberapa spesies pohon besar yang berasal famili Dipterocarpaceae antara lain meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus sp.), resak (Vatica sp.), dan kapur (Dryobalanops sp.).





shorea




Spesies lain yang juga mampu ditemui antara lain merbau (Intsia sp.), sindur (Sindora sp.), medang (Litsea sp. dan Cryptocarya sp.), geronggang (Cratoxylum sp.), dan bedaru (Xanthophyllum ellipticum).





Selain itu, ada juga perepat (Soneratia alba), punak (Tetrameristra glabra), kempas (Koompasia sp.), dan juga nyatoh (Palaquium sp.)





Ada pula beberapa spesies anggrek yang berhasil dikenali di kawasan ini. namun yang paling unik yakni jenis anggrek hitam nan eksotis (Coelogyne pandurata). Spesies ini mampu dijumpai di sekeliling Sungai Matan terutama di antara bulan Februari hingga April pada ketika bunga-bunga telah bermekaran.





2. Fauna





Berbagai jenis satwa atau hewan juga mampu dijumpai di daerah ini. Adapun spesies yang sungguh gampang didapatkan berasal dari golongan primata mirip orangutan (Pongo pygmaeus-wurmbii), kelasi (Presbytis rubicunda), simpanse (Macaca fasicularis), dan owa (Hylobathes agilis).





Beberapa jenis mamalia di TNGP yakni lutung (Presbytis frontata), kukang kalimantan (Nycticebus caucang), tarsius atau singapuar (Tarsius bancanus-borneanus), labi-labi  (Amyda cartilaginea), serta banyak sekali spesies ikan air tawar mirip belidak (Notopterus chilata).





Sementara itu, jenis mamalia yang mendapatkan perhatian lebih yakni monyet hidung panjang atau juga dikenal selaku bekantan (Nasalis larvatus). Terdapat pula spesies yang sungguh langka, yakni tupai kenari (Reithrosciurus macrotis).





Spesies lain yang juga mampu dijumpai di sini yakni burung enggang (Buceros rhinoceros), ruwai (Argunsianus argus), bajing darat (Lariscus hosei), beruang madu (Helarctos malayanus-euryspilus), rusa hutan (Muntiacus muntjak), dan kancil (Tragulus napu-borneanus).





rangkong badak




Ada juga monyet beruk (Macaca nemestrina), rangkong warak (Buceros rhinoceros-borneoensis), ayam hutan (Gallus gallus), biawak khas Kalimantan (Varanus bornensis dan Varanus salvator), dan enggang gading (Rhinoplax vigil).





Jenis binatang lainnya ialah buaya muara (Crocodylus porosus), buaya siam (Crocodylus siamensis), kura-kura batok (Coura amboinensis), ikan siluk (Scelrophages formusus), sanca darah (Python reticulates), sanca batik (Python breitenstein), penyu gading (Orlitia borneensis), dan penyu tempayan (Caretta caretta).





Kegiatan dan Destinasi Wisata





Sebagai daerah yang masih sungguh asri, ada banyak sekali aktivitas yang dapat dikerjakan oleh pengunjung di Taman Nasional Gunung Palung seperti rekreasi dan penelitian. Berikut adalah beberapa destinasi rekreasi yang lazimnya menjadi tujuan rekreasi pengunjung di taman nasional ini.





1. Lubuk Baji





Lokasi rekreasi ini berada di Desa Sedahan Jaya, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara. Lubuk Baji bahu-membahu yaitu nama dari suatu gerojokan yang berada di area perbukitan dengan ajaran sungai yang mengalir dari puncak bukit.





Ada
dua jalur yang mampu dilalui oleh pengunjung untuk menuju jeram ini.
Sepanjang perjalanan menuju lokasi mata akan dimanjakan dengan pemandangan yang
begitu asri dan rindang aneka macam jenis pepohonan.





Saat ini pengunjung tidak perlu khawatir untuk mencapai lokasi tersebut, sebab untuk sampai Air Terjun Lubuk Baji telah disediakan jalur khusus yang gampang untuk diakses. Ada dua jalur yang dapat ditempuh untuk mencapai lokasi teladas.





lubuk baji




Jalur pertama yakni lewat Desa Sedahan, kemudian Dusun Segua, dan akhirnya sampai di Air Terjun Lubuk Baji. Sedangkan jalur kedua yakni mulai di Desa Pangkalan Buton (Simpang empat Sukadana), lanjut ke Dusun Air Pauh, lalu tiba di Air Terjun Lubuk Baji.





Perbedaan dari kedua jalur tersebut yakni jalur pertama juga disebut selaku jalur pendek, alasannya waktu yang dibutuhkan hanya kurang lebih dua jam dengan berlangsung kaki. Sedangkan jalur kedua adalah jalur panjang dengan waktu kawasan sekitar empat jam dengan berlangsung kaki.





2. Riam Berasap





Lokasi dari kawasan wisata ini yaitu hulu Sungai Siduk, Desa Riam Berasap Jaya, Kabupaten Kayong Utara. Sama seperti Lubuk Baji, destinasi ini juga berupa riam yang berada di daerah antara perbukitan dan pegunungan serta sungai berbatu.





Waktu
tempuh menuju Riam Berasap memerlukan waktu sekitar empat jam dan sepanjang
perjalanan pengunjung akan menjumpai beberapa teladas yang lain yang juga
sayang jikalau tidak disinggahi. Beberapa diantaranya yaitu Riam Bekinjil, Riam
Ambar, dan Riam Karung.





3. Batu Barat





Batu Barat ialah lokas rekreasi di taman nasional yang berlokasi di Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat. Wilayah di dalam desa ini dipisahkan oleh sungai besar yang mengalir mulai dari Matan sampai di Teluk Melano, yang menjadi pemisah dengan taman nasional.





4. Bukit Peramas





Bukit
Peramas berlokasi di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara yang pada
bab baratnya eksklusif berbatasan dengan Pantai Pulau Datok, tepatnya
dibatasi oleh sungai. Berada di tempat ini hadirin dapat menikmati
keindahan dari puncak bukit serta mengamati aneka macam jenis tumbuhan dan fauna yang
kemungkinan akan dijumpai.





5. Melakukan Penelitian





Seperti telah disebutkan sebelumnya, kawasan ini juga mempunyai fungsi sebagai lokasi penelitian. Hal tersebut dikarenakan kondisinya yang merupakan hutan primer serta keragaman ekosistem yang dimiliki.





Terlebih di taman nasional ini juga telah disediakan akomodasi observasi berbentukstasiun observasi dan perpustakaan. Bahkan bila ingin meneliti dalam kala waktu lama, pengelola juga telah menawarkan wisma observasi.





Referensi: berbagai sumber


Comments

Popular posts from this blog

Pohon Palem – Taksonomi, Morfologi, 16 Jenis Unik & Cara Merawat

Discover the Thrills of Flight at Aviator 10 in Alamogordo - Your Ultimate Adventure Destination!

Discover the Ultimate Flight Experience with Hsi Aviation - Professional, Safe, and Affordable